Uncategorized

Salah Satu Program ICI 2025 Bangun Tanggul Laut Raksasa Pesisir Utara

Jakarta,- Pemerintah Indonesia terus mempererat kerja sama konkret dengan Belanda dalam pengembangan infrastruktur strategis, khususnya di bidang ketahanan iklim dan pembangunan kawasan perkotaan berkelanjutan.

Komitmen ini, disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam forum The Netherlands-Indonesia CEO Roundtable Discussion yang mempertemukan pimpinan perusahaan dari kedua negara, termasuk 14 perusahaan Belanda yang tergabung dalam Misi Ekonomi Belanda ke Indonesia.

Dikatakan, salah satu proyek yang menjadi sorotan dalam forum ini adalah pembangunan Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall di pesisir utara Pulau Jawa.

Menko AHY menegaskan bahwa proyek ini telah menjadi prioritas nasional, mengingat ancaman penurunan muka tanah yang mencapai 10-15 cm per tahun di sejumlah wilayah.

“Proyek Giant Sea Wall bagi Presiden kami bukan lagi pilihan. Melainkan sudah menjadi keharusan. Anda semua mendengar bahwa beliau ingin memulainya sekarang, atau secepat mungkin,” tegasnya.

Menko AHY juga menyampaikan apresiasi atas peran Belanda sejak tahap awal proyek.

Ia mengundang para pelaku usaha Belanda untuk kembali terlibat secara aktif dan menjalin kolaborasi jangka panjang.

“Saya percaya Anda semua memiliki pengalaman dan keahlian untuk membantu kami mencapai tujuan ini. Mari kita eksplorasi kolaborasi baru yang lebih erat dan bermanfaat bagi kedua negara,” ungkapnya.

Selain proyek Giant Sea Wall, peluang kerja sama Indonesia-Belanda juga terbuka luas dalam sejumlah proyek strategis lainnya, seperti pengembangan Smart Cities, Transit-Oriented Development, program perumahan berkelanjutan, hingga proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.

Untuk mempercepat realisasi investasi, Kemenko Infra tengah menyiapkan Project Facilitation Office yang akan mendampingi dan memfasilitasi investor dalam berbagai proses teknis di lapangan.

“Kami di Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan tengah menyiapkan Project Facilitation Office untuk membantu para investor menavigasi proses investasi di Indonesia,” ujar Menko AHY.

Ia menambahkan, baik proyek Giant Sea Wall maupun pembentukan Project Facilitation Office merupakan tindak lanjut langsung dari penyelenggaraan International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang digelar pada 11–12 Juni lalu.

Keduanya, menjadi bentuk nyata dari komitmen pemerintah dalam memperkuat kolaborasi strategis dan mempercepat pembangunan infrastruktur prioritas nasional.

Lebih jauh, Menko AHY menjelaskan bahwa Indonesia saat ini tengah berada dalam fase transformasi besar.

Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dalam beberapa tahun ke depan, dengan fokus utama pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan produktivitas, dan pemanfaatan bonus demografi.

“Pertemuan ini, bukan sekadar bentuk diplomasi, melainkan sinyal atas adanya visi dan tujuan yang sama, serta kepercayaan dan keyakinan untuk memperkuat kemitraan yang telah terjalin lama antara Indonesia dan Belanda,” jelasnya.

Sebagai Menko yang membawahi lima kementerian teknis di bidang agraria dan tata ruang, pekerjaan umum, perumahan, transportasi dan transmigrasi, Menko AHY menekankan empat fokus pembangunan infrastruktur Indonesia ke depan.

Pertama, infrastruktur untuk ketahanan pangan, energi, dan air; kedua, infrastruktur konektivitas untuk menekan biaya logistik, terutama di kawasan timur Indonesia; ketiga, infrastruktur perumahan dan permukiman berkelanjutan; dan keempat, infrastruktur untuk ketahanan iklim.

Menutup pertemuan, Menko AHY menyambut baik penandatanganan sejumlah Nota Kesepahaman MoU yang dilakukan dalam forum ini, sebagai wujud keseriusan pelaku usaha kedua negara dalam mempererat kemitraan.

“Saya percaya setiap tanda tangan hari ini bukan sekadar dokumen, melainkan juga komitmen nyata terhadap masa depan kita bersama. Mari kita terus melangkah maju, sebagai mitra pembangunan, katalis inovasi, dan para pembawa harapan akan masa depan yang lebih baik,” pungkas Menko AHY.

Adapun, turut dihadir Wakil Menteri Urusan Ekonomi Luar Negeri Belanda, Michiel Sweers, dan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen. Dari Kemenko Infra, hadir Deputi Odo Manuhutu, Deputi Rachmat Kaimuddin, Staf Khusus Menko Merry Riana, serta Tenaga Ahli Menko, Mira Permatasari.

KemenkoInfra

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button